The Call Indonesia
Written on 12:05 AM by Indra
Background
Gerakan The Call lahir di Amerika Serikat pada tahun 1997, di mana Tuhan pada waktu itu merindukan kebangkitan suatu generasi. Generasi yang tidak peduli untuk menjadi bintang atau celebrity, suatu generasi yang berdoa dan berpuasa untuk bangsanya. Pada Agustus 2000 di Washington DC, The Call DC dipenuhi dengan 400,000 anak muda yang datang dari segala penjuru Amerika dengan satu tujuan bedoa dan berpuasa untuk Amerika. Gerakan doa dan puasa itu berhasil, ya berhasil untuk mendatangkan goncangan atas Amerika Serikat. Doa anak-anak muda ini menggairahkan kembali gerakan doa yang sempat padam untuk waktu yang lama.
Pada tahun 2007, tepatnya 7 Juli 2007, The Call Nashville menjadi tanda dihidupkannya kembali gerakan The Call yang sempat berhenti selama 4 tahun. Hadir di Nashville sekitar 90,000 anak muda untuk berpuasa dan berdoa, menceraikan generasi ini dari roh baal. Pada pertemuan para pemimpin kegerakan anak-anak muda di situ, Tuhan menggerakkan Lou Engle, sebagai pelpor gerakan The Call, untuk mengadakan doa dan puasa di Indonesia. Hal ini diamini oleh para pemimpin yang hadir dalam The Call Nashville. Lou mendapatkan tanggal 18 Agustus 2008 sebagai hari yang merubah Indonesia, di mana satu juta anak muda akan berdoa dan berpuasa secara serentak di seluruh Indonesia The Call Indonesia adalah satu kegerakan berdoa dan berpuasa, 5 stadion akan berpartisipasi pada hari itu.
Pada 5 Mei 2005, pada pertemuan akbar National Prayer Conference di Gelora Bung Karno, Anna Paula, seorang hamba Tuhan yang menggegerkan Brazil dengan konser pujian dan penyembahannya dihadiri jutaan anak muda, menubuatkan bahwa Gelora Bung Karno pada suatu waktu akan dipenuhi anak-anak muda yang datang bukan untuk berpesta, bukan untuk musik, bukan untuk menonton pertunjukan entertainment, tapi mereka memenuhi stadion itu untuk berdoa dan bepuasa, merendahkan diri mereka supaya Tuhan melawat Indonesia.
Jerome Ocampo, seorang hamba Tuhan yang melahirkan kegerakan di Filipina dengan Jesus Revoultion, menubuatkan bahwa gelombang gairah unuk menjadi anak-anak muda yang memikul nasib bangsanya akan lahi di indonesia. Dia mengatakan kalau di Manila, 150,000 anak muda berdoa dan berpuasa selam 24 jam maka dia sangat yakin di Indonesia akan jauh lebih dahsyat.
The Call Indonesia (Gelora Bung Karno, 18 Agustus 2008)
12 jam yang meleburkan ratusan ribu anak-anak muda dari berbagai denominasi, suku, bahasa dan daerah untuk satu tujuan, membuka pintu surga atas Indonesia. Menarik hati Tuhan kembali untuk tanah air tercinta. Jam 9 pagi hingga 9 malam, 10 worship team yang diurapi, ratusan ribu anak-anak muda, akan memenuhi Gelora Bung Karno pada hari Senin 18 Agustus 2008.
Tahun 2008 adalah peringatan 100 tahun A Nation Awakening, Kebangkitan Nasional, di mana pada tahun 1908 anak-anak muda dari bebagai latar belakang punya mimpi untuk suatu bangsa yang merdeka dan maju. Indonesia yang pada waktu itu belum menjadi satu negara yang berdaulat, mulai dimimpikan oleh para generasi muda menjadi satu negara yang makmur, merdeka dan bangkit.
Pada tahun 2008 ini, The Call Indonesia akan melahirkan kembali anak-anak muda yang berani bermimpi, bermimpi untuk satu bangsa yang diberkati, satu bangsa yang dikagumi di seluruh dunia, satu bangsa yang bangkit kembali dari kemunduran, korupsi, perpecahan, kekacauan, kejahatan dan kemerosotan moral. Ya semua kita merindukan Indonesia yang memang ada di hatiNya Tuhan.
Gerakan Doa jam 12 siang
Pada tanggal 18 Agustus 2008, tepat pukul 12.00 WIB, maka kita akan mendidikasikan 5 menit untuk berdoa serentak di seluruh indonesia. Diharapkan lebih dari satu juta anak muda akan mengambil 5 menit ini untuk berkumpul baik di stadion, gereja, kampus atau rumah-rumah untuk mendeklarasikan satu doa yang sama untuk indonesia. Suatu perubahan akan terjadi atas atmosfir Indonesia waktu jutaan doa dinaikkan ke udara pada waktu yang bersamaan.
Repentance Walk (Jalan Pertobatan)
Pada tanggal 18 Agustus 2008, jam 6 hingga 8 pagi, kita akan mengadakan satu march. Bukan untuk demonstrasi, bukan untuk protes, bukan untuk menunjukkan kekuatan, tapi satu barisan yang akan memenuhi jalur monas-senayan, satu barisan untuk pertobatan. Jalan pertobatan ini akan diikuti puluhan ribu anak-anak muda yang berdoa waktu mereka berjalan, berdoa untuk pertobatan generasi ini. Pertobatan atas dosa dan pelanggaran yang dilakukan oleh generasi muda di jaman ini.